Thursday, November 27, 2008

Hidup di Sebuah Rumah Bernama Social Networking

Hidup di Sebuah Rumah Bernama Social Networking

Ada banyak website Social Networking saat ini, dan beberapa Website Social Networking yang di dalamnya ada saya adalah : Facebook, Plurk (disebut juga Micro Blogging), Friendster, Myspace, Twitter (Sama halnya dengan Plurk), Deviantart, Flickr, Last.fm, Orkut. Adalah sebuah Rumah baru setelah revolusi kejayaan teknologi Search Engine tahun 1990-1992 an.

Tak dipungkiri juga telah menjadi sebuah rumah baru era-internet yang telah mampu menggantikan peran sebuah kehidupan konvesional yang sudah dilalui ribuan tahun lamanya. Apakah Anda pernah membayangkan jauh sebelumnya hal ini bakal terjadi?

Saya justru melewatkan momen-momen untuk berpikir sejauh itu. Meski saya berkenalan dengan internet jauh sebelum website social network itu mulai merebak tahun 2002. Saya justru malah asyik dengan mempelajari e-book gratisan yang bisa saya unduh secara gratis, dari pertengahan tahun 2000 sampai akhirnya bertemu dengan Friendster tahun 2003, atau justru berkecimpung dengan website esek-esek yang sama sekali tak ada fungsinya.

Pertemuan yang tak sengaja, asal buat tanpa mengerti apa itu Friendster dan masih sedikit orang tahu tentang Friendster. Tahun 2004 narcism baru dimulai, tapi saya masih sangat malu2 untuk menampilkan tampang dengan photo asli, walau kemudian dengan pede-nya saya bikin lebih dari 5 account Friendster, dengan photo-photo yang saya edit ala kadarnya, asalkan photo tersebut tidak meunjukkan wajah asli saya, hahaha.

Friendster kemudian telah mempertemukan saya dengan beberapa kehidupan yang berbeda secara instant. Mulai timbul rasa untuk tiru meniru, terutama gaya hidup. Mulai tahu tentang bagaimana seseorang menyampaikan suara-suaranya lewat olahan digital bernama photo, blog, dll.

Friendster juga telah menjadi akar segala keinginan-keinginan yang dianggap gila kala itu. Sebuah mimpi-mimpi baru, dan cita-cita yang justru hanya selalu jadi tajuk keinginan dengan sebuah kenyataan yang tidak selamanya akan tercapai.

Friendster adalah sebuah kehidupan mimpi, Friendster adalah sebuah gaya hidup bagian dari gengsi akibat salah arti hasil dari iklan mulut ke mulut anak ABG yang tak bertanggung jawab. Friendster adalah segalanya kala itu. Meski masalah dari para user Friendster era pertama itu sama, banyak dari mereka malu untuk menampilkan Photo Asli. Itu sebuah catatan dari Friendster pertama kali dikenal di Indonesia, yang bisa dianggap sebuah kemunduran atau ketidaksiapan menghadapi pasar bebas yang kala itu diagung-agungkan.

Tapi kini, Primadona Friendster telah hilang dengan adanya Facebook. Facebook yang merupakan hasil karya Microsoft, mampu menembus rank 5 website yang sering di buka orang di dunia jauh meninggalkan Ranking Friendster di level 44 Ranking Versi Alexa, sebagai salah satu website untuk acuan web rank website se-dunia.

Termasuk saya yang sekarang menggilai Facebook, bukan karena pengaruh quote orang-orang terkenal tentang facebook, bukan juga karena ranking facebook levelnya jauh lebih tinggi. Tapi karena, Facebook saat ini telah mampu menyuguhkan kehidupan lama kita ke sebuah layar.

Semoga di era mendatang perlombaan ini tidak akan pernah berakhir untuk menghasilkan sebuah inovasi yang benar-benar mampu menggantikan kehidupan konvesional. Ralat bukan menggantikan, paling tidak itu semua saya sebut sebagai kecanggihan teknologi komunikasi.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search